CONTOH FENOMENA
Person Centered Theraphy
Seorang wanita usia setengah baya datang ke tempat
praktek seorang psikolog karena memiliki permasalahan dengan kehidupan rumah
tangganya. Penampilan wanita ini cukup unik dengan rambut berwarna dan pakaian
yang serba minim. Menyikapi hal ini tentu saja psikolog tidak boleh
berprasangka terlebih dahulu seperti berpikir yang tidak-tidak mengenai klien
ini, hal ini merupakan aplikasi dari salah satu formulasi penting menurut Roger
yaitu anggapan positif tanpa syarat, di mana terapis harus menerima keberadaan
klien apa adanya tanpa pembedaan baik dan buruk. Kemudian proses wawancara
sebagai instrumen utama dilakukan, klien mulai menceritakan masalah apa
yang dihadapinya. Klien ini bercerita bahwa dirinya kurang dapat menikmai
kebahagiaan hidupnya lagi akibat tekanan dan beban hidup. Selama mendengarkan
keluh kesah klien ini, psikolog haruslah melakukan kongruensi, menyamakan pola
pikirnya dengan pola pikir klien walau mungkin tidak sesuai, dengan anggapan
bahwa klien adalah orang paling ahli dalam kehidupan dan masalahnya. Selain itu
empati juga perlu dilakukan, psikolog mencoba ikut masuk dan merasakan apa yang
dirasakan klien melalui keluh kesahnya. Terapis menggunakan perasaannya dalam
menghadapi klien, dan terapis menjadi observer menggunakan seluruh inderanya..
Proses ini harus berjalan dengan formal tetapi nyaman, dengan tetap memegang
teguh etika.. Berikutnya psikolog mulai merancang program intervensi, tentu
saja dengan persetujuan dan disesuaikan dengan keadaan klien, mengingat tugas
psikolog / terapis adalah sebagai fasilitator pasif yang mendorong klien untuk
bertanggung jawab dalam menentukan arah atau tindakannya sendiri dengan
menciptakan iklim terapeutik. Program terapi yang nanti dituangkan dalam informed
consent terkait
frekuensi dan durasi terapi, biaya, penjadwalan, dan sebagainya. Semisal untuk intervensi kasus
ini, psikolog memilih metode terapi relaksasi sehingga klien dapat memandang
berbagai permasalahan dan beban hidupnya secara lebih positif dan dapat
menjalaninya dengan lebih optimis. Setelah itu psikolog memberikan kata-kata
penutup yang baik dan memotivasi sehingga klien dapat pulang dengan suasana
hati yang lebih nyaman dan tenang.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar